Senin, 28 Januari 2013

Bagaimana Mengelola Pembelajaran Kesehatan


Seperti kita pahami bahwa tugas utama guru adalah mendidik dan membelajarkan siswa untuk belajar  mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan dalam kurikulum atau silabus yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. 
Persoalan berikut adalah bagaimana melaksana kan nya di dalam pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Pengelolaan pembelajaran  dapat diartikan segala tindakan dan upaya yang harus guru jalankan, penataan atau pengaturan apa yang harus guru lakukan, dan bagaimana melaksanakannya agar tujuan belajar dan pembelajaran dapat tercapai. Dalam  proses pembelajaran yang menjadi persoalan  pokok ialah bagaimana memilih dan menggunakan strategi pemebelajaran. Strategi pembelajaran menentukan jenis interaksi di dalam proses pengelolaan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, mengaktifkan siswa terlibat dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 
A.    Proses Pembelajaran
Belajar adalah proses mental dan emosional atau aktivitas  pikiran dan perasaan. Hasil belajar berupa tingkah laku, baik menyangkut  kognitif, afektif maupun psikomotor. Belajar terjadi di dalam interaksi baik lingkungan fisik  maupun lingkungan sosial. Pembelajaran adalah  proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang merupakan sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan ajar, startegi, media, alat, siswa dan guru.  Belajar diartikan upaya membangun pengetahuan melalui pengalaman, aktivitas  kolaborasi, refleksi dan pemahaman terhadap hal yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan seorang guru mempunyai kewajiban membelajarkan siswa, menciptakan situasi dan kondisi untuk memudahkan siswa belajar, dan mengemban tugas sebagai guru dengan penuh tanggungjawab dan profesional. Dalam kenyataan yang ada, sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran kesehatan di sekolah masih didominasi oleh guru dalam bentuk klasikal dengan metode ceramah. Hal tersebut kemungkinan akibat dari berbagai masalah antara lain:
1.      Guru tidak tahu dan tidak berminat membuat program terpadu antara kegiatan tatap muka terjadwal, latihan-latihan maupun tugas-tugas.
2.      Guru sudah membuat program terpadu, tetapi fasilitas sarana penunjang kurang memadai atau tidak ada, misalnya: (i) Perpustakaan, (ii) Laboratorium, (iii) Ruang UKS,  (iv) dan lain-lain.
3.      Fasilitas tersedia, tetapi tidak dirancang untuk menunjang kegiatan belajar – mengajar  secara terpadu, artinya antara fasilitas dan program pengajaran tidak sejalan.
Agar tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dapat tercapai, maka perlu diusahakan pemecahan masalah tersebut yaitu:
1.      Program pembelajaran hendaknya berpijak pada sistem instruksional. Artinya guru dalam merancang pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:
a.       Perhatian awal akan diarahkan pada tujuan pembelajaran, terlebih dahulu guru akan merumuskan arah yang dituju sebelum menetapkan bagaimana cara mencapai tujuan.
b.      Guru akan mengumpulkan data dan menganalisis data yang berhubungan dengan anak didik dengan cara tes awal, dengan tanya jawab langsung, dan sebagainya.
c.       Atas dasar kesimpulan yang diperoleh, guru akan menjabarkan bahan pengajaran tersebut dalam serangkaian sasaran yang sistematis.
2.      Fasilitas sarana penunjang kegiatan akademik hendaknya dibuat sesuai dengan kebutuhan program pembelajaran kesehatan.
3.      Memanfaatkan fasilitas sarana penunjang akademik semaksimal mungkin.
4.      Guru tidak harus mendominasi kelas sepenuhnya.
B.     Metode Penyampaian Materi
Tidak ada satu metode yang dikatakan paling baik untuk penyampaian suatu materi. Seorang guru akan menggunakan beberapa metode dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sesuai dengan tahap – tahap belajar keterampilan, perkembangan dan pertumbuhan serta kondisi sarana dan prasarana yang ada. Metode penyampaian materi ajar seperti berikut:
1.      Metode diskusi
Melalui metode diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengamati, mengklarifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasikan dan menarik kesimpulan. Kegunaannya untuk mendapatkan bahan-bahan pelajaran yang didapatkan dari tukar pendapat.
2.      Metode Tanya jawab
Melalui metode ini, dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasikan, mengklarifikasi, menarik kesimpulan, menerapkan  dan kemampuan berpendapat. Gunanya, agar dapat bertanya jawab langsung antara guru dan peserta didik.
3.      Metode sosiodrama
Melalui metode sosiodrama dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasikan, menerapkan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Gunanya adalah agar para peserta didik agar peserta dapat berperan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga peserta didik akan terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayatinya.
4.      Metode Pemberian Tugas
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah disiapkan oleh guru yang bersangkutan. Hal tersebut dapat dilakukan  dengan pemberian tugas kepada siswa dengan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat oleh guru sendiri.


5.      Metode karya wisata
Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menghitung, mengukur, mengklarifikasi, meneliti, dan membuat suatu model. Kegunaannya adalah untuk mendapatkan langsung suatu objek yang kemungkinan tidak banyak didapatkan. Peserta didik juga akan mendapatkan pengalaman secara langsung, sehingga makin tertarik kepada pelajaran yang disajikan.

C.    Strategi Pembelajaran
Strategi adalah suatu pola pembelajaran dari suatu proses belajar – mengajar. Pola pembelajaran yang biasa diterapkan adalah Cara belajar Siswa Aktif (CBSA), pola pembelajaran ini melibatkan guru dan siswa sama-sama aktif. Pola pembelajaran ini memiliki kelebihan – kelebihan, mengingat bahwa siswa berpotesi untuk berpikir sendiri.
Potensi tersebut hanya dapat diwujudkan bila mereka diberi banyak kesempatan untuk berpikir sendiri atau membangun pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak ada anggapan lagi bahwa seorang guru adalah seorang yang paling tahu yang siap untuk memberikan kebijaksanaan, tetapi guru adalah:
1.      Sebagai katalisator terjadinya proses belajar siswa.
2.      Sebagai “siswa” yang juga secara terus menerus berusaha menyempurnakan diri, sehingga menjadi katalisator yang semakin meningkat kemampuannya.

Seorang guru dikatakan kompeten, apabila:
1.      Memiliki wawasan yang luas tentang materi yang akan disampaikan, sehingga dapat menyampaikannya dengan baik dan menarik.
2.      Memiliki kriteria yang dapat digunakan untuk memilih cara – cara yang tepat dalam penyampaian pengalaman belajar – mengajar.
3.      Memiliki keterampilan dalam penyampaian materi.
4.      Memiliki kepribadian yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontak us

Soal PAS PJOK Kelas 6

Penilaian Akhir Semester  (PAS) merupakan salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan tujuan untuk mengetahui da...